Hari ini hari pertama
libur sekolah. Di rumahnya anggun, Anggun, Novi, Feby, Fuji, Fepi, Reni, Stevi
dan Via sedang berbincang mengenai libur sekolah. “guys, enaknya kita ngapain
ya kalo libur gini?” tanya Feby. “Hmmm… kita ngerjain pr aja yuk.. soalnya pr
dari pak Hasnan buanyak buanget.” Ujar Novi. “Hu… gak seru ah. Masa dikasih
libur satu bulan buat ngerjain pr aja?” protes Via. “Iya nih… gimana kalau kita
ke korea terus ketemu sama onew shine dan jalan jalan bareng sama dia… di kasih
es krim, wah…” ujar anggun membanyangkan. “Huu… gak seru.. gimana kalau kita
kemping di bukit?” usul reni. “Bukit? Bukit mana?” tanya fepi. “Hm.. bukit…
yang agak serem… ah.. Bukit senyum..!” Ujar reni.
“Hah? Bu..bu..
bukit senyum? Itu kan angker.” Ujar fuji takut. “Ya gak apa apa. sekalian kita
nguji nyali.” “ya ya.. ya udah besok kita ketemu lagi di sini jam 9 pagi ya.”
Ujar feby. Mereka pun pulang untuk mempersiapkan barang barang yang akan mereka
bawa.
Tepat jam 9
mereka berkumpul di taman. Semua sudah membawa perlengkapan kemping. Ada yang
membawa makanan, tenda, dan perlengkapan lainnya. “Terus kita dianter sama
siapa?” tanya reni. “Sebentar lagi ayah datang jadi tunggu sebentar ya.” Ujar
feby. Tak beberapa lama, ayah feby pun datang. Mereka segera naik ke dalam
mobil. Mobil pun melaju dengan kecepatan penuh. Mereka tak langsung menuju
tempat yang telah ditetapkan, takut ayah feby marah, mereka pun memutuskan
untuk turun di taman bunga. Berhubung taman bunga dekat dengan bukit senyum dan
biasanya taman bunga sering dipakai untuk berpiknik atau berkemping. “Kalian
yakin nih pengen kemping di sini?”. Tanya fuji. “Ya iyalah. Ngapain kita dah
jauh-jauh minta antarin sama ayahnya feby terus kita gak jadi?” ujar reni yang
agak marah kepada fuji.” Ya nih.. kalau kamu gak mau ikutan kenapa dateng?”.
tanya feby. “udah ah.. ayo kita jalan terus. Gak enak kalau berhenti di sini.”
Ujar anggun yang dari tadi diam.
Di tengah jalan
mereka sedikit kesusahan untuk menemukan tempat untuk berkemping. Tiba tiba
mereka bertemu dengan seorang nenek tua yang sedang menggendong seekor kucing
hitam. Penampilannya sangat menyeramkan dengan pakaian yang digunakan serba
hitam. “Nah tuh ada nenek nenek, kamu tanya gih.” Ujar via menyuruh stevi.
“Ogah ah… si novi aja. Aku kan gak bisa ngomong.” Ujar stevi menunjuk novi.
“Lah itu kamu bisa ngomong.” Ujar novi. “Ah.. udah deh.. biar aku aja deh yang
ngomong sama nenek itu. Aku kan sang penyelamat. hehehehe” ujar fepi. “Huu… ya
udah sana gih..” suruh feby. Fepi pun pergi menghampiri nenek tua yang sedang
mengelus-elus kucing hitam itu. “Hhmm.. permisi nek, saya ingin bertanya..”
ujar fepi. Nenek itu hanya menatap tajam dan mengerikan. Fepi pun melanjutkan
pertanyaannya. “Kami tersesat, apakah nenek tau jalan menuju tempat kemping?”
tanya fepi. “hhmmm.. apakah kamu benar benar ingin kemping di bukit ini?” tanya
nenek itu menyeramkan. “Ya tentu saja nek. Kami ini kan seorang petualang.
Nenek bisa kasih tau kami jalan untuk ke tempat kemping?” tanya fepi lagi.
Namun, nenek itu tak menjawab pertanyaan fepi. Ia melihat feby, fuji, anggun,
reni, novi, stevi, via dan ia berkata. “Baiklah kalian semua tidak ganjil,
jalan untuk kemping adalah..” ia terdiam sejenak dan melanjutkan perkataannya,
“lewat sana.” Ujarnya menunjuk arah. “Makasih ya nek..” ujar mereka berdelapan.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka.
Tak beberapa
lama mereka sampai ke tempat yang mereka tuju. Namun, mereka sedikit aneh
karena tempat itu dipenuhi oleh pohon pohon yang besar dan rindang. Tempat itu
juga sangat kotor dan dipenuhi banyak sampah. “Waww.” Ujar feby, anggun, novi
dan reni berbarengan. “Ya.. benar benar waw.” Ujar fepi. “Ih.. serem..” ujar
fuji. “Ah.. kamu itu semuanya pasti dibilang serem. Dasar penakut!” ledek
stevi. “Iyuh.. kotor buanget sih ini tempat.” Ujar via. “Ya udah.. mending kita
bersiin aja nih tempat. Terus kita diriin tenda di sini.” Ujar feby. Mereka
lalu membersihkan tempat itu. Setelah tempat itu bersih mereka pun mendirikan
tenda. “Terus kita ngapain lagi?” tanya fuji. “Hhhmm… kita makan aja yuk. sudah
lapar nih.” Ujar anggun. “Oh.. iya.. kita makan yuk dah jam 12 nih.” Ujar feby
sambil melihat jam tangannya. Semua pun mengeluarkan bekal makanannya dan
memakannya. Setelah makan, feby mendapat ide yang cukup bagus.” Guys, kata
orang orang, disini kan ada air terjun, kita kesana yuk.” Ujar feby kepada semua
kawannya. “tapi feb, tempat itu angker..” “fuji, udah deh! Jangan jadi penakut”
“Iya tuh, ayo kita beresin dulu nih tempat makan.” Ujar fepi. Mereka pun
membereskan tempat makan mereka, lalu bersiap untuk pergi mencari air terjun
itu.
Setelah cukup
lama mencari air terjun, mereka akhirnya menemukan air terjun yang mereka cari.
tapi ada yang aneh, air terjun itu tak terlihat indah, namun, menyeramkan dan
kotor. “Iyuh” ujar anggun. “Ya udah lah, kita nikmatin apa yang ada ajalah.”
Ujar feby. Mereka pun bersiap untuk bermain air. Fuji memisahkan dirinya karena
dia paling gak suka kalau main air. Saat ia melihat ada seekor ikan yang cukup
lucu, ia mengikuti ikan itu. Saat di ikuti fuji, tiba tiba ikan itu berhenti.
Fuji melihat ke arah samping dirinya. “Aaahhkkrrr” Teriaknya. Semua yang
mendengar teriakannya, langsung menghampirinya. “Kamu kenapa ji?” tanya stevi.
“Iya nih, kamu kenapa?” tambah via. “Li..li..li.. liat tuh..” ujar fuji. Mereka
semua melihat ke arah yang ditunjuk fuji. Semua terkejut, puluhan tengkorak
manusia yang terpisah pisah dan tak menyatu lagi menumpuk disana. Entah siapa
yang yang menaruh tengkorak tengkorak itu. “Mending, kita pergi aja dari sini,
aku merinding nih.” Ujar novi. “Iya nih. Ntar ada apa apa lagi. “Ujar reni.” Ya
udah ayo.” Ujar feby. Mereka pun segera pergi dari tempat yang aneh dan
misterius itu.
Tak terasa hari
sudah mulai gelap, mereka pun memulai untuk acara uji nyali. Namun, saat mereka
sudah bersiap siap, hujan pun turun. Mereka pun menggagalkan rencana mereka.
“Lalu kita ngapain dong?” tanya anggun. “Gak tau, kita ngapain ya?” ujar reni.
“Kita baca buku aja yuk. Berharap hujannya berhenti. Kalau hujannya berhenti
baru kita mulai acara uji nyalinya.” Ujar feby mengusulkan idenya. “Ya.. ya
udah deh, dari pada kita bosan di sini mending kita lakukan apa yang kita suka
aja.” Usul fepi.
Mereka pun
melakukan hal yang mereka suka di dalam tenda. Feby membaca buku buku yang ia
bawa, fepi, via dan novi asik mendengarkan lagu dari hp yang mereka bawa, reni
asik membolak balikkan kubik yang ia bawa, anggun sedang asik dengan BB-nya,
stevi sedang asik dengan leptop yang dibawanya, sedangkan fuji seperti biasa,
ia senang sekali tidur.
Hujan tak
berhenti berhenti. Malam pun semakin larut. Mereka semua memutuskan untuk pergi
tidur dan membatalkan acara uji nyalinya. Mereka semua tidur sangat nyenyak.
Jam menunjukan 12 malam. Fuji terbangun dari tidurnya karena ingin buang air
kecil. Ia membangunkan reni untuk menemaninya mencari tempat untuk buang air
kecil. “Ren, temenin aku yuk, pengen pipis nih..” ujar fuji. “Pengen pipis?
Disini gak ada tempat buat buang ar ji… dah ah, aku ngantuk, pengen tidur.”
Ujar reni. Fuji masih terjaga sambil menahan rasa ingin buang air kecil. Tiba
tiba ia melihat bayangan aneh melintas di tenda itu. “Aaa…a.a..a.a.aa..” Fuji
membangunkan semua yang ada di dalam tenda dengan jeritannya. “Kamu tuh kenapa
sih ji? Kalau kamu gak ngantuk jangan pake bangunin orang lain napa.” Ujar
stevi.” Iya nih.. orang lagi seru juga, aku lagi ketemu sama onew shine tau.”
Ujar anggun ikut berbicara. “Iya, kamu tuh kenapa sih?” tanya feby. “Tadi aku
lihat seseorang lewat, tapi Cuma bayangannya aja.” Ujar fuji. “hahhaha…”
semuanya tertawa. “Ih, aku gak bohong” ujar fuji. “Kamu ngigau kali” ujar via.
“Gak, aku gak ngigau.” Ujar fuji menyela. Tiba tiba bayangan yang dilihat fuji
tadi kembali muncul. kali ini di tambah dengan suara langkah kaki. “Eh, tadi
itu siapa?” tanya feby. “gak tau, tapi masa ada orang ke sini, ini kan baru jam
2 malam.” Ujar fepi sembari melihat jam yang ada di tangannya. Feby, stevi,
novi dan anggun mengecek keluar. Tapi tak ada seorang pun yang ada diluar
kecuali mereka bereempat. Mereka pun kembali ke tenda.” Gak ada siapa siapa di
luar.” Ujar anggun. “Ih.. kok aku merinding ya?” ujar fepi. “Ah.. udah ah. Kita
tidur lagi aja.” Ujar feby. Mereka pun kembali tidur.
Keesokan
paginya, betapa terkejutnya mereka. Saat mereka keluar dari tenda mereka,
mereka melihat banyak kuburan yang tak terawat. “perasaan kemarin kita kesini
gak ada kuburan sama sekali deh. “Ujar feby.” Mending kita cepet ceoet pergi
dari sini.” Ujar via. “Ya daripada nanti terjadi masalah. Kan gawat” ujar
stevi. “Tuh kan bener, tempat ini angker” ujar fuji. Mereka pun bergegas
membereskan tenda mereka dan segera pergi. Saat mereka melewati jalan untuk
pulang, mereka melihat pohon beringin yang sangat sangat besar dan menyeramkan.
“Bukannya di tempat ini ya kita ketemu sama nenek nenek yang aneh” tanya reni.
“Iya iah… aneh…” ujar novi. “Udah ayo, jangan diliatin pohon beringin itu.”
Ujar feby. Mereka pun segera pergi. Tak terasa mereka sudah sampai di depan
gerbang taman bunga. Mereka tinggal menunggu ayah feby untuk menjemput mereka.
“Aku kapok ah, gak mau lagi kemping di bukit itu. Bukit itu benar benar
angker.” Ujar reni. “Iya, lain kali kalau mau ngisi liburan musim panas kita
mending ke tempat yang lebih bagus.” Ujar fepi. “Iya tempat itu sangat sangat
sangat sangat sangaaaattt.. menyeramkan.” Ujar novi. “Tuh kan apa aku bilang,
tempat itu angker! kalian sih gak mau ngedengerin aku.” Ujar fuji. “Ya deh
iya.” Ujar kami semua berbarengan. Beberapa menit kemudian, ayah feby datang.
Mereka pun segera masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar